DESAIN PENINGKATAN KUALITAS GURU BERKELANJUTAN
(CONTINUOUS
IMPROVING TEACHER SKILL)
MELALUI REVITALISASI KKG DAN MGMP PAI
Bagian Pertama
A. Latar Belakang
Guru memiliki
peran yang kompleks dan dinamis, maka pekerjaan itu hanya dapat dilakukan oleh
seseorang yang memang secara tulus, sadar dan sungguh-sungguh memilih pekerjaan
guru dengan segala konsekuensinya. Upaya dalam mengantisipasi peranan guru yang
semakin luas tersebut, guru harus memiliki kompetensi mengajar dan memiliki
kreativitas dalam menciptakan iklim pembelajaran lebih efektif dan kondusif.
Oleh karena itu guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki kemampuan
profesional seperti yang dinyatakan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat (3), yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan dan pengembangan diri yang baik; kemauan dan kemampuan
untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran; serta kemauan dan
kemampuan lain yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Kemampuan guru memiliki peran penting
terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik dan peningkatan kualitas
proses pembelajaran. Pandangan ini selaras dengan yang dikemukakan The Finance
Project (2006) yang menyatakan bahwa kualitas guru merupakan faktor utama yang
menentukan keberhasilan peserta didik. Pendidikan guru, kemampuan guru, dan
pengalaman guru berhubungan erat dengan pencapaian yang diperoleh peserta
didik. Dari hasil penelitian yang dilakukan The Finance Project, 40% – 90%
pencapaian hasi belajar peserta didik disebabkan oleh kualitas guru. Bagaimana
guru memahami pelajaran, memahami bagaimana peserta didik belajar dan
mempraktekkan metode-metode pembelajaran erat hubungannya dengan perolehan
hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, penting sekali untuk menyiapkan
guru sebelum terjun sebagai tenaga pengajar dan secara terus menerus melakukan
perbaikan terhadap pengetahuan dan kecakapan sepanjang karirnya.
Sebenarnya sudah banyak upaya pemerintah
yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan baik yang menyangkut proses
pembelajaran maupun pengembangan kurikulum. Upaya yang dilakukan mulai dari
meyelenggarakan pelatihan dalam bentuk in-house training, in-service
training, lokakarya, seminar, penataran dan sebagainya. Tetapi nampaknya
upaya ini belum memperoleh hasil yang optimal. Menurut Widodo (2006) ada
beberapa hal yang menyebabkan mengapa program pemerintah dalam usaha
meningkatkan profesionalisme guru belum mencapai sasaran, diantaranya adalah:
program yang dikembangkan kurang melibatkan guru, permasalahan yang disajikan
bersifat generalisasi yang berlaku umum padahal permasalahan yang dihadapi guru
seringkali bersifat lokal dan kontekstual, permasalahan yang dianggap penting
oleh pengembang program belum tentu dianggap sebagai permasalahan yang penting
oleh guru. Program yang dikembangkan seringkali memisahkan antara aspek materi
dengan aspek pedagogi, inovasi yang disampaikan dalam program seringkali
disampaikan dengan dijelaskan bukan dicontohkan.
Dari hal-hal yang
dikemukakan oleh Widodo (2006) dapat disarikan bahwa program-program pelatihan
yang dikembangkan tidak memenuhi apa yang dibutuhkan oleh guru. Pendapat yang
sama dikemukakan oleh Wenting (1993) yang menyatakan bahwa ketidakoptimalan
dari program pelatihan dalam mencapai sasaran salah satunya disebabkan karena
apa yang diberikan dalam program-program tersebut tidak sesuai dengan apa yang
diperlukan oleh guru.
Dari banyak
program peningkatan kualitas guru yang diadakan pemerintah, belum ada satu pun
program yang mengikutsertakan mata pelajara
Pendidikan Agama Islam dalam program-program tersebut. Sebagai contoh,
program BERMUTU yang digagas kemendiknas atau Decentralized Basic Education
dari USAID atau AIBEP dari AUSAID, hanya menyasar mata pelajaran yang di Ujian
Nasional kan (UN). Program-program
peningkatan tersebut hampir seluruhnya didanai oleh lembaga-lembaga donor. Hal
ini berkaitan dengan persepsi dari lembaga donor yang menganggap PAI adalah
ranah yang sensitif. Sehingga mereka enggan menjamahnya.
Peningkatan
Kualitas Guru yang berkelanjutan (Continuosu
Improving Teacher Skill) bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa
meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Program PKGB
ini dilakukan melalui optimalisasi peran Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan
Agama Islam dan Musyawarah guru Mata Pelajaran (MGMP PAI) di semua jenjang.
Persoalan di
atas bisa diatasi manakala seorang guru
mampu untuk mengembangkan diri baik dilingkungan sekolah maupun melalui
jaringan organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk guru di SD atau MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk guru PAI di SMP, SMA atau SMK.
Keberadaan KKG dan MGMP PAI sebenarnya mendapat pembinaan
dari instansi terkait baik Dinas Pendidikan maupun dari Kementerian agama di
tingakt provinsi ataupun kabupaten/kota. Namun demikian, tidak semua KKG dan
MGMP PAI bisa memanfaatkan perhatian dan dukungan tersebut. Pada akhirnya,
kreativitas, vitalitas anggota dan pengurus KKG dan MGMP PAI sendiri yang
menentukan keberadaan dan pengembangan KKG dan MGMP PAI itu sendiri.
Tidak semua KKG dan MGMP PAI bisa mengembangkan diri
menjadi institusi atau organisasi guru yang mampu berdiri sendiri (mandiri)
baik secara vinansial maupun menentukan arah kegiatan. Hanya beberapa dari
sekian pengurus yang mampu melihat dan meraih peluang untuk mengembangkan organisasi
dan anggota. Sebagian lainnya menjadi penunggu dari program Kemenag atau Dinas
bila ada. Dan itu pun bila mendapat undangan. Bahkan kadang terjadi, kegiatan
KKG atau MGMP PAI sendiri berada pada kondisi “la yahya wa la yamuut, mati segan hidup tak mau”.
Kondisi ini memang terjadi dan membutuhkan treatment
yang tepat. Program menghidupkan kembali (revitalisasi) peran dan fungsi
KKG dan MGMP PAI menjadi relevan untuk dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan
peran dan fungsi KKG dan MGMP PAI bagi pengembangan profesionalitas guru PAI.
Melihat fungsi
strategis KKG dan MGMP PAI terhadap posis guru, maka menjadi penting untuk
penguatan organisasi KKG dan MGMP PAI . Sebab realitasnya kondisi KKG atau
MGMP PAI tidak memiliki elan vital (spirit) untuk mengerakan potensi dirinya
sebagai organisasi dan sebagai pelayan bagi kepentingan guru.
B. Posisi Strategis KKG dan MGMP PAI
KKG dan MGMP PAI adalah forum bagi guru
untuk belajar bersama melalui berbagai aktivitas yang didesain, dilaksanakan
dan dievalusi bersama. Salah satu objektif dari keberadaan KKG dan MGMP PAI adalah
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi pembelajaran (pakem)
atau meningkatkan profesionalitas guru. Setiap mata pelajaran memiliki forum
KKG dan MGMP masing-masing. KKG berada pada jenjang SD, sementara MGMP berada
pada jenjang SMP, SMA dan SMK. Dalam hal ini yang akan kita jelaskan adalah KKG
dan MGMP Pendidikan Agama Islam.
KKG dan MGMP PAI merupakan organisasi
yang ada ditingkat sekolah, tingkat kecamatan dan Kabupaten/Kota. Secara
periodik, KKG dan MGMP PAI memiliki jadwal pertemuan rutin. Walaupun diakui
bahwa tidak semua forum KKG dan MGMP PAI
berjalan maksimal. Namun forum ini ada disemua tingkatan kecamatan,
sampai dengan kabupaten. Secara umum KKG dan MGMP bertujuan untuk meningkatan
profesionalitas guru PAI.
Aktivitas Guru profesional meliputi
mengembangkan kegiatan pengajaran dan pembelajaran, merencanakan kurikukulum,
belajar menggunakan bahan ajar, belajar untuk menggunakan PAKEM dan
mengembangkan kemampuan menggunakan sumber belajar, management kelas,
mengevalusai dan menggunakan buku teks dan buku reference, membuat bahan ajar
dan alat peraga murah.
Forum KKG dan MGMP PAI merupakan wadah
bertemu Guru PAI disetiap jenjang. Artinya KKG dan MGMP PAI memiliki posisi
yang startegis dimana sebagai sebuah organisasi KKG dan MGMP PAI bisa langsung
berhubungan dengan guru PAI tanpa ada kendala birokrasi. Disamping itu KKG dan
MGMP PAI merupakan wadah yang diakui oleh instansi terkait, Kementerian Agama
(Kemenag) dan Dinas Pendidikan dan Budaya (Dikbud) di setiap daerah. Hal yang
berkaitan dengan guru PAI baik dari Kemanag ataupun dari Dinas Dikbud selalu dikomunikasikan melalui KKG dan MGMP
PAI.
Ada empat fungsi KKG dan MGMP PAI : 1) Fungsi silaturahmi yaitu wadah
bertemunya guru-guru PAI disetiap tingkatan kecamatan, atau Kabupaten/Kota. 2)
Fungsi informasi yaitu KKG dan MGMP PAI menyediakan berbagai informasi
kedinasan atau non kedinasan yang dibutuhkan anggotanya . 3) Fungsi produksi yaitu KKG dan
MGMP PAI mampu menyediakan kebutuhan pembelajaran bagi anggotanya. Seperti
menyediakan perangkat pembelajaran, media ICT, alat peraga murah, bahan ajar,
lembar kerja siswa. 4) Fungsi Pengembangan Profesi yaitu KKG dan MGMP PAI bisa
memfasilitsai dana memberikan bimbingan kepada anggotanya dalam pengembangan
profesi guru. Pengembangan profesi ini berkaitan dengan kenaikan pangkat atau
angka kredit yang dibutuhkan guru ketika akan mengajukan kenaikan pangkat.
Pengembangan porfesi yang dimaksud bisa dilakukan dengan memberikan
pendampingan dan bimbingan penulisan PTK (penelitian tindak kelas), penulisan
artikel, modul dan sebagainya.
Melihat posisi KKG dan MGMP PAI yang
langsung bersentuhan dengan guru, maka KKG dan MGMP PAI memiliki peran
strategis. Peran strategis ini berkaitan dengan peningkatan kualitas guru PAI,
yang selama ini banyak disorot. Artinya jika optimalisasi KKG dan MGMP PAI bisa
diwujudkan, maka peningkatan mutu guru pun bisa dicapai.
Pelatihan terstruktur yang diberikan kepada pengurus KKG/MGMP PAI disertai pendampingan akan berimbas kepada anggota. Hal ini berkaitan dengan berjalannya empat fungsi KKG/MGMP PAI yang pada akhirnya KKG/MGMP PAI menjadi Pusat Sumber Belajar Guru (PSBG). Diharapkan ketika guru ada permasalahan pembelajaran di kelas, dia akan datang ke KKG/MGMP PAI. Selain itu KKG/MGMP PAI diharapkan menjadi wahana atau tempat belajar bagi Guru PAI.
Pelatihan terstruktur yang diberikan kepada pengurus KKG/MGMP PAI disertai pendampingan akan berimbas kepada anggota. Hal ini berkaitan dengan berjalannya empat fungsi KKG/MGMP PAI yang pada akhirnya KKG/MGMP PAI menjadi Pusat Sumber Belajar Guru (PSBG). Diharapkan ketika guru ada permasalahan pembelajaran di kelas, dia akan datang ke KKG/MGMP PAI. Selain itu KKG/MGMP PAI diharapkan menjadi wahana atau tempat belajar bagi Guru PAI.
C. Problematika KKG dan MGMP PAI
- Belum optimalnya peran KKG dan MGMP PAI dalam mewadahi, menjembatani komunikasi antar guru PAI di semua jenjang.
- Belum optimalnya fungsi KKG dan MGMP PAI dalam upaya meningkatkan profesionalitas dan wawasan guru PAI menyangkut semua aspek dalam proses KBM, di semua jenjang.
- Belum optimalnya KKG dan MGMP PAI dalam mengembangkan organisasi (program kerja, pendanaan, dan pengembangan jaringan)
- Diperlukan upaya untuk mengembangkan peran dan fungsi KKG dan MGMP PAI di semua jenjang sebagai organisasi independen bagi guru PAI.
- Sebagai organisasi, KKG atau MGMP PAI masih belum memiliki arah yang jelas dalam memberikan layanan terhadap guru PAI sebagai anggotanya.
- Belum ditemukan strategi yang sesuai untuk penguatan KKG atau MGMP PAI sebagai organisasi yang langsung bersentuhan dengan guru PAI.
- Belum ada pendampingan yang maksimal terhadap KKG atau MGMP PAI dalam mewujudkan kemandirian organisasinya, baik dari sisi keorganisasian, pendanaan, kegiatan dan pengembangan layanan untuk guru sebagai anggota.
(Bersambung)
Persoalan utama disemua organisasi, apapun namanya, banyak orang ingin menjadi pengurus tapi tidak semua dari mereka mampu dan mau melaksanakan amanah dengan sukses. Tapi anehnya tidak sedikit pula orang yang punya potensi untuk itu, hanya kesempatan dan peluang tidak diperoleh. Karena itu egoisme para penggede organisasi perlu mawas diri, jangan hanya bangga dengan jabatannya, pada hal kinerjanya dragukan. CARILAH INTAN BERLIAN, masih banyak yang belum termanfaatkan dengan semestinya. (suyanto, Ketum KKG-PAI Prov. Jateng)
BalasHapusBenar Pak Suyanto, kami sepakat. Semoga kami dapat menemukan "intan berlian" dari kalangan guru PAI. Terima kasih atas kunjungannya.
BalasHapusLemahnya kegiatan KKGPAI baik ditingkat Kecamatan, Kota/Kab dan Propinsi, salah satu diantaranya kurangnya kepedulian dari pejabat yang sedang "berkuasa", baik di lingkungan Dinas Pendidikan maupun di lingkungan Kemenag terhadap KKGPAI. Pengurus KKGPAI se-akan berjalan sendirian dalam memetakan persoalan pendidikan agama Islam, seperti UKG Online PAI, sampai sekarang belum ada titik terang, kapan akan dilaksanakan?. Disamping kurang responsnya pejabat di daerah, dukungan dana pun tidak ada.Sehingga menghadapi persoalan tersebut jadi Pengurus KKGPAI, hanya sebagai pelengkap penderita, artinya LA YAHYA WALA YAMUT. (Drs. H. MOH. HOLILI, M.Pd.I - Ketum KKGPAI Kota Pasuruan - Jawa Timur)
BalasHapusalhamdulillah walaupun kami di kecamatan Cilacap Utara mayoritas guru PAI nya adalah guru Honorer dan Wiyata bhakti. Tapi KKG di tingkat kecamatan berjalan dengan baik. semoga menjadi awal kebangkitan Guru PAI se Indonesia. semangat (Ali Mas'ud, S.H.I. Sekretaris KKG PAI cilacap Utara)
BalasHapusSyukran , Alhamdulillah. Kita ini rasanya masih tertidur dan terbawa oleh mimpi-mimpi nan indah, belum banyak eksen untuk menghadapi tantangan, rintangan , hambatan yang menggelobal memang harus kita hadapi untuk kemajuan bangsa dimasa mendatang. revitalisasi adalah penting. Lebih penting lagi adalah menumbuhkan semangat kerja di kalangan Guru PAI. sehingga motivasi, inovasi / kreatifitas ,amal saleh, akhlakul karimah senantiasa dimliki oleh Guru PAI dan bisa diteladani siswa/i kita..
BalasHapus